Kisah Bill Gates : Dilempari Botol, DO Dari Kuliah Hingga Sukses dan Kaya Raya
Bill Gates adalah salah satu nama
paling terkenal di jagat teknologi. Ia mendirikan Microsoft yang
menjelma sebagai perusahaan software terbesar di dunia. Nama Bill Gates
sering dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia. Padahal, perjalanan
hidupnya bisa dibilang tidak terlalu mulus dimana ia lebih memilih drop
out dari universitas.
Nama lengkap Bill Gates adalah
William Henry "Bill" Gates III. Ayahnya bernama sama dengannya William
Henry Gates II yang saat ini berusia 86 tahun. Sedangkan sang ibu, Mary
Maxwell Gates meninggal dunia tahun 1994.
Ayah Gates berprofesi sebagai
pengacara cukup terkenal. Sedangkan sang ibu menduduki dewan pimpinan di
berbagai perusahaan. Gates punya dua saudawar wanita bernama Kristianne
dan Libby.
Di
keluarga yang berada itulah, Bill Gates tumbuh besar. Bill sangat dekat
dengan ibunya, Mary. Mary di masa mudanya dikenal sebagai atlet dan
mahasiswa top. Dia menanamkan nilai kedisplinan pada anak-anaknya,
termasuk pada Bill Gates.
Mary menuntut anaknya untuk
selalu belajar keras, berolahraga dan mengikuti les musik. Dia juga
berharap anak-anaknya berpakaian dengan pantas dan ramah kepada para
tamu yang berkunjung ke rumah.
"Dia orang tua yang banyak
terlibat dengan anaknya. Bukan hanya soal peringkat di kelas atau
semacamnya, namun bagaimana kami harus bersikap di publik," tukas Libby
Armintrout, adik Bill Gates.
Kutu Buku
Sejak usia muda atau sekitar 10
tahun, Bill Gates menurut penuturan ayahnya sudah sangat suka belajar.
Dia sudah tamat membaca World Book Encylopedia dari seri awal sampai
akhir.
"Saya sungguh memiliki banyak
impian ketika masih kecil dan saya pikir hal itu tumbuh dari fakta bahwa
saya punya kesempatan untuk banyak membaca," kata Gates suatu ketika.
Orang tuanya pun sangat
mendukung hobi yang bagus tersebut. Mereka selalu membelikan buku apapun
yang diminta oleh anaknya. Pada usia 11 tahun, Gates sudah aktif
bertanya pada ayah soal topik bisnis sampai peristiwa dunia.
"Sungguh menarik dan saya pikir itu adalah hal yang hebat. Namun ibunya tidak menyukai kebiasannya itu," kenang Gates senior.
Ya,
sang ibu mulai khawatir karena Gates mulai cenderung hanya suka
berkutat dengan buku ketimbang berhubungan dengan orang lain. Gates pun
mulai sering bertengkar dengan ibu yang berupaya mengontrolnya
Ayah dan ibu Gates mulai
khawatir karena anaknya terlihat cepat bosan. Ia memang anak yang pandai
dan mampu menyerap semua pelajaran dengan baik.
Pada umur 13 tahun, Bill
menuntut ilmu di sekolah eksklusif, Lakeside School. Dia dikenal sebagai
siswa yang sangat pandai di sana.
Di sisi lain, Bill Gates mulai
tidak suka dikontrol orang tuanya. Pada sebuah makan malam ketika Gates
masih remaja, ia berkata cukup kasar pada sang ibu karena sebuah
pertengkaran. Sang ayah pun melempar botol minum ke wajah anaknya. Ia
kecewa anaknya menjadi bandel.
Gates akhirnya dibawa ke seorang
terapis. Sang konselor menyatakan bahwa pada akhirnya, sang anak akan
menang dalam 'pertengkaran' sehingga disarankan untuk tidak terlalu
mengekangnya.
Ibu dan ayah Gates akhirnya
membiarkan anaknya tumbuh mandiri dan tidak terlalu mengekangnya lagi.
Gates pun gemar berpetualang untuk menyalurkan hobinya mengutak atik
komputer.
Dia pernah menghabiskan beberapa
malam di University of Washington untuk main komputer gratis. Dia
pernah pula bekerja paruh waktu sebagai programmer di sebuah power plant
di selatan Washington.
Drop Out dari Universitas Harvard
Akhirnya setelah mendirikan
Microsoft bersama Paul Allen, Bill Gates memutuskan drop out dari
Harvard University. Meski berat, orang tuanya mendukung keputusannya
itu.
"Mary dan aku sangat cemas
tentang itu. Harapannya dan aku sebenarnya sama dengan orang-orang yang
punya anak di universitas, yaitu agar dia wisuda," kata Gates senior.
Ibunya
tetap meminta Gates melakukan beberapa hal. Misalnya menjaga rumahnya
tetap bersih dan datang berkunjung seminggu sekali untuk makan bersama.
"Sungguh sebuah keputusan berat
dan saya tahu orang tua juga mengkhawatirkannya. Dan meskipun saya tidak
akan pernah mendorong orang lain untuk drop out sekolah, bagi saya
pilihan itu memang tepat," ucap Bill Gates suatu ketika.
Namun Gates pernah menyatakan
penyesalan tidak sempat menyelesaikan kuliahnya. Dia pun meminta agar
para mahasiswa tidak mengikuti jejaknya.
"Saya kira drop out kuliah bukan
ide yang bagus. Saya senang bisa menempuh kuliah meski hanya dua
setengah tahun. Saya melengkapi beberapa kuliah dengan kursus online,"
kata Gates dalam sebuah pidato di Universitas Chicago.
Pilihan Bill Gates untuk drop
out memang tepat baginya. Ia fokus mengembangkan Microsoft yang kemudian
berjaya sebagai produsen software komputer terbesar di dunia.
Sistem operasi Windows sampai
sekarang masih sangat dominan dipakai di mayoritas komputer. Dan belum
ada pesaing yang cukup berarti. Bill pun kerap dinobatkan sebagai orang
terkaya di dunia. Harta kekayaannya diestimasi USD 61 miliar.
"Saya mengambil langkah raksasa
dan segera. Jika Anda berada di tempat dan waktu yang tepat dan memiliki
visi ke mana teknologi baru akan menuju namun Anda tidak beraksi, Anda
tidak akan pernah bisa sukses," katanya mengenai resep suksesnya.
Saat ini, Bill Gates memang
sudah pensiun dalam mengurusi Microsoft. Dia memilih fokus pada urusan
kemanusiaan di yayasan Bill & Melinda Gates Foundation.
Sampai tahun 2007, total
sumbangan yang diberikan Bill & Melinda Gates Foundation telah
mencapai USD 28 miliar. Yayasan ini dianggap salah satu yang paling
banyak menyumbangkan uang untuk kegiatan kemanusiaan.
Bill Gates sendiri dilaporkan
telah memberikan persentase besar dari hartanya untuk aktivitas
filantropi, sebesar 48%. Dia bergabung dengan dermawan kaya lain yang
juga punya jejak sama, seperti Andrew Carnegie